>

Sunday, March 2, 2014

RUANG HATI YANG HILANG DALAM KEBERSAMAAN

 photo images_zps61ece9b9.jpgRUANG HATI YANG HILANG DALAM KEBERSAMAAN

          Ada sebuah keluarga sederhana di tengah kota kecil, kepala keluarga itu bernama Bapak Kefa dengan ke sembilan anaknya mereka delapan laki-laki dan satu perempuan. Ayahnya memberi julukan dari masing-masing mereka dari anak pertama dengan nama julukan ;
1.Pemberani
2.Pemimpin yang baik
3.Si kecil
4.Sang pemberi kabar
5.Hadiah dari Tuhan
6.Pembaruan
7. Bercahaya
8.memiliki kemuliaan
9.momen

         Kehidupan mereka bisa dibilang sederhana namun bersahaja, rukun dan saling menghargai satu sama lainya. Pada suatu ketika Bapak kefa mengumpulkan anak-anaknya untuk bermusyawarah, ''anak-anakku selama ini ayah sudah membekali kalian dengan kasih Yesus, dan contoh hidup yang telah kalian lihat melalui kerendahan hati ayah. Karena kalian semua sudah mandiri untuk mencari
penghidupan sendiri dan oleh kasih Tuhan  bertahun-tahun hidup berkumpul satu atap, maka oleh sebab itu alangkah baiknya kita bersama-sama membangun rumah kita agar menjadi lebih besar.....apakah kalian setuju!? Serentak mereka menyetujuinya.''
Pada momen itu mereka bersemangat untuk mewujudkan mimpi mereka dengan tugas masing-masing. Sang Pemimpin yang baik dibantu dengan Bercahaya serta Hadiah dari Tuhan mengumpulan dana sebab mereka diberkati oleh Tuhan, tak ketinggalan Sang pemberani dan Momen menyumbang materi dan selalu berdoa. Begitu juga Si Kecil dan Pembaruan serta Sang pemberi kabar tak henti-hentinya melakukan hal yang sama dan selalu memberi nasehat, yang terakhir si Pemilik kemuliaan yang lincah bergerak bekerja.
         Dalam beberapa tahun dengan doa dan kerja keras rumah bapak Kefa dibangun dan berdiri dengan megah, sekali lagi dengan kerendahan hati Bapak Kefa bersyukur atas kasih Tuhan. Tapi sungguh sangat disayangkan ketika rumah bapaknya sudah berdiri megah mereka saling unjuk gigi atas kepentingan sebagai yang di sebut ''yang ter...'' Masing-masing ingin mengisi sudut ruang yang kosong dengan perabotan yang dianggap sesuai dan baik, ada pula yang memaksa kehendaknya untuk mengubah interiornya, ada pula yang hanya diam namun menganggap ''akulah yang membuat jadi begini...''.  Dahulu saudara yang saling menghargai kini menganggap diri yang paling berharga dan paling berkompeten. Sang pemberani hanya bisa mengelus dada, Pemimpin yang baik mulai memegahkan diri, si Kecil yang bersuara keras hanya bisa berkoar, Sang Pemberi kabar yang selalu mencari follower untuk dukungan selalu mencari-cari celah kesalahan saudaranya, Si Hadiah dari Tuhan walaupun keras tengkuk mempunyai hati yang bijaksana, dan Sang Pembaruan yang selalu ingin menjadi sempurna dalam ucapan dan sikap tak mau mengalah dengan saudaranya karena menganggap semua yang dilakukanya itu adalah benar. Si Pemilik kemuliaan selalu berbesar hati karena apa yang dilakukanya akan mendapat simpati dari saudaranya bukan dari Tuhan. Yang terakhir si bungsu Momen hanya berdoa menangisi saudara-saudaranya. Sebagai kepala keluarga bapak Kefa selalu memberi arahan kepada mereka untuk kembali bersatu seperti dulu saat dalam kesederhanaan, saat dalam kekuatan, saat saling membantu, saat saling memperhatikan, selalu ada empati, tulus, tidak mementingkan diri sendiri dan saling mengasihi.
   
          Dari ilustrasi di atas saya mau mengatakan kepada saudara/i bahwa pelayan Tuhan adalah seperti obengnya Tuhan untuk membuka baut-baut yang keras sedangkan Tuhan adalah teknisinya seperti obeng ditangan Tuhan. Seringkali sakit ketika membuka baut-baut yang keras, yang terpenting kita ada di tangan Tuhan. Kis 2:44 ''Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama''. Inilah problem-problem dari gereja-gereja, ini juga strategi iblis untuk menghancurkan gereja-gereja Tuhan. Semua yang percaya tetap bersatu. Ada kecenderungan manusia untuk tidak bersatu dan memecah belah maka dari itu dalam Yohanes 17:11 Yesus berdoa supaya umat-umat Tuhan menjadi satu sama seperti Yesus bersatu dengan BAPA. Kalau ingin hidup diberkati jangan ada pikiran yang memecah belah. Kesatuan akan menghasilkan kebersamaan dan hidup, bersama itu indah. Berkat Tuhan akan mengalir jika ada kerukunan dan kesatuan. Markus 2:2-3 berbicara tentang kesatuan empat orang yang mengangkat orang lumpuh ketika ada kabar bahwa Yesus ada di Kapernaum. Empat orang bersepakat membawa orang lumpuh untuk meminta kesembuhan. Empat orang ini mempunyai karakter yang berbeda, pikiran yang berbeda, tapi mereka punya tekat hingga mereka bersatu dalam pikiran dan tindakan dan bekerjasama untuk memikirkan cara bagaimana orang lumpuh itu sampai kepada Yesus.
Kebersamaan itu butuh bayar harga bukan cuma uang tapi juga perasaan. Dalam kebersamaan akan munjul ide-ide untuk membongkar atap rumah.

      Dalam pelayanan ada banyak hal yang tidak menyenangkan. Kebersamaan dan kesatuan tanpa bayar harga pasti ada kemunafikan. Dari banyak ilustrasi di atas kalau umat-umat Tuhan bersatu dan beriman akan banyak orang-orang yang diselamatkan  dengan mengenal Tuhan.
CIPTAKAN KEBERSAMAAN, SIAP BAYAR HARGA MAKA MUJIZAT DAN TANDA HERAN AKAN TERJADI. Shalom Tuhan memberkati.

No comments :

Post a Comment

Tiggalkan komentar anda termasuk kritik/saran,pertanyaan,pendapat,dsb. Kami akan menghapus coment yang menjurus pada SARA. Terimakasih, GBU.


Photobucket>
Pangkalan Bun akan dipenuhi kemuliaan.Amin