>

Monday, March 3, 2014

MENGASIHI SAUDARA SEIMAN

PhotobucketMENGASIHI SAUDARA SEIMAN    

 Ketika terang bersinar, secara otomatis gelap terusir pergi. Ketika terang Allah datang, maka kegelapan dosa semestinya tidak lagi bertahta di dalam hati manusia.
Sebagaimana ketaatan dan sikap kita terhadap dosa menjadi salah satu tanda kedekatan kita dengan Allah, begitu pula hubungan kita dengan sesama umat Allah. Mengasihi saudara seiman adalah bukti bahwa orang tinggal di dalam terang. Mungkin saja kita memiliki pengalaman buruk dalam kebersamaan dengan saudara seiman.
Mungkin kita pernah disakiti dan terluka oleh sikap mereka. Bahkan kita merasa luka itu terasa lebih sakit karena disebabkan oleh saudara seiman. Ini tidak mengherankan karena kita memang berharap lebih banyak dari saudara seiman. Maka muncullah pikiran dalam diri kita bahwa mengikut Yesus akan lebih mudah seandainya tidak menyangkut masalah hubungan dengan sesama Kristen. Apa pun yang menghalangi kita, perintah ini tetap berlaku! Jika saudara seiman tidak saling mengasihi, jangan katakan bahwa kasih Allah ada di dalam mereka! Mengasihi orang yang mengasihi kita, bukan perkara sulit. Kasih kita justru akan dibuktikan ketika kita mengasihi saudara seiman yang menimbulkan luka di dalam hati kita.  Postingan ini bukan untuk mendakwa kawan sekerja Allah di GBI Jln. U***a P***r P*****g tetapi hanya untuk mengingatkan bahwa kita adalah warga kerajaan Surga yang membawa misi ''kabar sukacita'' melalui kasih kita kepada sesama. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah
(Efesus 2:19).
Lalu apa yang Alkitab katakan tentang orang yang membenci saudara seiman? Ia hidup dalam kegelapan! Kegelapan membutakan mata hatinya sehingga ia tidak tahu bagaimana seharusnya bersikap terhadap saudara seiman. Bila tidak ada sikap saling peduli, kita perlu mempertanyakan adanya kasih. Sebab kasih jelas akan terlihat melalui sikap saling menghargai, saling membangun, dsb.
Adalah mudah bagi kebanyakan orang untuk menempatkan "pelayanan" dan "hidup benar" di atas kasih kepada tubuh Kristus. Kita dapat melakukan segala sesuatu dan mempercayai segala kebenaran, tetapi jika kita tidak mengasihi saudara seiman maka semuanya sia-sia. Kita memang harus melayani dan kita memang harus hidup benar, tetapi kita harus melakukan semuanya di dalam kasih.  Kasih itu sabar dan menaruh simpati terhadap kelemahan-kelemahan,salah pengertian dan bahkan kemarahan kita (Ibrani 4:15)
Ada kalanya kita mengasihi saudara seiman namun ditanggapi dengan dingin dan salah pengertian, namun mengasihi bukan menuntut imbalan tapi menerima orang lain apa adanya.

No comments :

Post a Comment

Tiggalkan komentar anda termasuk kritik/saran,pertanyaan,pendapat,dsb. Kami akan menghapus coment yang menjurus pada SARA. Terimakasih, GBU.


Photobucket>
Pangkalan Bun akan dipenuhi kemuliaan.Amin