>

Monday, February 3, 2014

SEBAGAI MANUSIA YANG TIDAK BERDAYA

 photo Shofimandi_zps826f7a92.jpg

     SEBAGAI MANUSIA YANG                        TIDAK BERDAYA


            Sejauh yang bisa saya amati, bayi punya satu ciri khusus dan ciri itu adalah sama sekali tidak berdaya, makan harus di suapi, dari buang air kecil/besar semua harus dilayani...dia juga menggemaskan komunikasinya hanya sebatas tertawa dan menangis.
             Saat saya merenungkan persoalan ini, saya mulai melihat bahwa  petunjuk dari Yesus mengenai keselamatan. "Berbahagialah," kata Yesus, saat dia memulai khotbah di bukit, siapa yang berbahagia? Orang-orang miskin, sebab merekalah yang empunya Kerajaan. Di sanalah kita temukan kesejajarannya. Anak-anak kecil memiliki Kerajaan. Orang-orang miskin memiliki Kerajaan. Apakah kesamaan antara anak-anak kecil dengan orang miskin? Pada dasarnya mereka sama-sama tidak berdaya.
Mereka tidak memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu bagi diri mereka. Orang miskin, sesuai dengan definisinya, adalah orang-orang yang tidak memiliki status, tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki kemampuan untuk melakukan apa-apa di tengah masyarakat. Anda harus memiliki kekayaan dan kedudukan untuk bisa berbuat sesuatu. Jika Anda miskin, maka Anda tidak berdaya, Anda tidak bisa melindungi diri. Dan sekali lagi, di sini muncul - tepat di sini, di dalam ajaran Yesus ini - satu prinsip yang sangat jelas. Mereka yang tidak berdaya, yang bukan siapa-siapa, itulah yang akan mewarisi Kerajaan. Terkadang saya agak risih jika mendengarkan ungkapan ''biarlah kita menjadi kepala bukan ekor'' Jadi ungkapan ini sedikit memaksa dan jika telah menjadi kepala kita menjadi besar kepala/sombong, lihatlah di sekeliling anda di komunitas kita banyak sekali orang-orang tua yang harus ''meminum susu'' bukan makanan keras. Jika semua menjadi kepala dimanakah ekornya? Hal ini bisa terjadi di masyarakat yang luas...ok, tapi saya berbicara tentang keluarga kerajaan Allah di sini. Seperti halnya postingan saya di facebook tanggal 28 januari 2014, ''Karena perbedaan kondisi akan memberikan banyak sekali kesempatan bagi suatu komunitas untuk menunjukkan kasih.Sebab jika semua orang sama (menjadi kepala bukan ekor) hanya sedikit atau malah tidak akan ada alasan untuk mengulurkan tangan dalam memberi pertolongan''. Buka disini; postingan facebookku tanggal 28-1-14
Pada kenyataannya, kita semua tidak mampu menyelamatkan diri kita sendiri walau sebagian orang mengira bahwa mereka lebih cerdik daripada orang lain, bahwa mereka bisa berkelit dari Allah, mereka bisa mencari jalan menuju keselamatan lewat usaha sendiri. Sama sekali tidak bisa!  Kerajaan Allah hanya buat mereka yang menyadari bahwa mereka memang sepenuhnya tidak mampu, mereka tidak berdaya saat berhadapan dengan perkara rohani, seperti bayi-bayi.

                Anda mungkin memiliki kecerdasan yang luar biasa, atau Anda mungkin mengira diri Anda cerdas, karena banyak orang yang tidak suka mengakui bahwa mereka tidak cerdas. Mereka berharap bahwa IQ mereka berada di tataran atas dan bukannya berada di bawah standar. Dengan demikian, karena mereka berpikir bahwa IQ mereka berada di tingkatan atas maka mereka menganggap bahwa mereka akan baik-baik saja sehubungan dengan hal Kerajaan. Jangan tertipu. Jangan bodoh. IQ Anda tidak akan membawa Anda masuk ke dalam Kerajaan Allah sekalipun nilainya di atas 200. Anda harus sampai pada kesadaran bahwa secara rohani atau dalam hal kehidupan rohani, Anda sepenuhnya tidak berdaya. Anda tidak bisa berbuat apa-apa bagi diri Anda, Anda tidak lebih berdaya daripada bayi.

Ada lima pokok yang harus kita ketahui tentang ketidak-berdayaan seperti anak kecil ini:
1. Ketidak-berdayaan mengungkapkan kumurnian hati dalam mencari Allah
2. Seorang anak menerima kasih dengan kepercayaan penuh
3. Seorang anak kecil menerima sesuatu tanpa kesombongan karena ketidak-berdayaannya
4. Seorang bayi di dalam ketidak-berdayaannya tidak berpura-pura
5. Bayi, di dalam ketidak-berdayaannya menerima dengan sukacita

Apakah Anda bersedia menjadi tidak berdaya seperti anak kecil?

 Rasul Paulus belajar hal ini degan baik. Dia berkata, "Saat aku lemah, aku justru kuat." Justru di saat saya lemah maka saya menjadi kuat. Sungguh indah! Bisa memahami prinsip ini berarti bisa menangkap inti dari pesan keselamatan. Singkatnya, jika Anda ingin diselamatkan, maka Anda harus bersedia untuk menjadi tidak berdaya, bersedia untuk menjadi bukan siapa-siapa demi Tuhan. Bersedia untuk berkata, "Tuhan, aku tahu bahwa aku bukan apa-apa. Secara rohani, aku tidak bisa menolong diriku sendiri. Tolonglah aku. Aku ingin menerima kasih karunia-Mu lebih lagi. Karena tanpa kasih karunia itu, aku tidak bisa hidup." Apakah Anda seorang anak kecil? Apakah Anda bersedia menjadi seperti anak kecil?

No comments :

Post a Comment

Tiggalkan komentar anda termasuk kritik/saran,pertanyaan,pendapat,dsb. Kami akan menghapus coment yang menjurus pada SARA. Terimakasih, GBU.


Photobucket>
Pangkalan Bun akan dipenuhi kemuliaan.Amin