>

Thursday, June 16, 2011

PENUH BELATUNG

By: Agus bethesda | Kesaksian | 08 Juni 2011, 22:18:39 |

Ketika bangun dari tidur, tubuh Anna dipenuhi belatung. Ada pula bekas telapak kaki besar di seprai ranjangnya. Seperti kaki yang habis berjalan di lumpur. Di kamar itu menyeruak bau busuk yang menyengat..

Seperti biasa di hari libur kerja Anna ke rumah kontrakan yang ditempati bersama saudaranya. Di kontrakan itu ada dua kamar. Masing-masing menempati satu kamar.
PENUH BELATUNG
Maret 2009
Libur telah tiba. Anna pulang ke kontrakan yang tak jauh dari hotel bintang 4 tempatnya bekerja di daerah pariwisata di kabupaten Banten. Meskipun di hotel itu diberikan fasilitas cottage untuk tinggal, tapi Anna ingin berganti suasana
Tak ada yang aneh, seperti biasa setelah mengobrol dengan saudaranya mereka pisah kamar untuk tidur. Sebelum tidur, seperti biasa juga Anna berdoa.
Sekitar jam 7.30 pagi, Anna bangun. Mata masih belum melek betul, ia merasakan di seluruh tubuhnya ada yang bergerak-gerak merayap. Mimpikah? Aroma tak sedap menyeruak tajam. Bau bangkai, bau orang mati, bau busuk dan anyir. Anna membuka matanya melihat tangannya. Dug! Puluhan belatung dengan ukuran lebih besar dari beras merambati tangannya. Anna terduduk. Ia melihat belatung keluar dari pakaiannya. Ya, Ampun! Kakinya pun dipenuhi oleh binatang yang menggelikan itu.
TAPAK KAKI
Mata Anna menyapu ruangan. Oh! Seluruh seprai dan lantai kamarnya rata dengan belatung berwarna putih, coklat dan hitam. Ia perhatikan, mula-mula belatung kecil itu berwarna putih, kemudian berubah warna menjadi coklat. Belatung pun membesar dan berubah menjadi hitam. Lantaran penasaran, Anna memerhatikan seprai. “Saya kaget bukan main. Di seprai ada bekas telapak kaki besar seperti kaki habis jalan di lumpur. Telapak kaki sangat kotor,” tutur wanita kelahiran Banjarmasin 10 April 1981, dan jebolan Akademi Pariwisata Yogyakarta ini. Orang-orang yang berkumpul melihat belatung dan tapak kaki di seprai itu pun tak kalah kaget.
Anna sadar ini bukan hal biasa. Aneh. Ada yang tak beres. Ia menghubungi Bu Ary, seorang pelayan Tuhan yang bekerja di sebuah yayasan Kristen. Bu Ary selama ini seperti orangtua bagi Anna. Anna didoakan. Mereka yakin. kuasa Allah lebih besar dari kuasa apapun di dunia ini. Anna tak perlu takut. Allah pasti menyertainya.
Beberapa orang berkumpul mencari sumber belatung, termasuk plafon. Mereka menduga ada bangkai tikus. Tapi bangkai tikus tak ditemukan. Mereka juga memerhatikan nat keramik, tapi ternyata belatung juga tidak muncul dari sana. Entahlah, dari mana asal belatung itu.
Anna segera mandi. Beberapa orang mengumpulkan belatung tersebut ke dalam plastik. “Mungkin belatung yang dikumpulkan lebih dari 13 kg. Gelinya minta ampun…hi…kalau ingat kejadian itu,” kenang istri Topan Irvana, seram.
Belatung terus bertambah tanpa diketahui asalnya. Di kamar lain tidak ditemukan satu pun belatung. Hanya ada di kamar Anna. Kasur dikeluarkan, dibersihkan. Para tetangga makin banyak yang berkumpul membicarakan hal aneh itu.
DOKTER PUN TAK TAHU
Diantar Bu Ary, untuk menjaga kesehatan Anna ke dokter langganan kantornya sambil membawa kantung berisi belatung. Mereka benar-benar penasaran. Mereka belum pernah melihat belatung jenis itu. “Wah maaf, kalau yang begini saya enggak bisa ngobatin. Ini bukan belatung biasa,” jelas Anna menirukan kata-kata dokter itu.
Bu Ary dan Anna terus berdoa. Mengundang kuasa Tuhan Yesus turun atas persoalan aneh itu. Anna teringat sebelum masuk bekerja beberapa orang bercerita kalau okultisme di daerah itu sangat kuat. Banyak orang menggunakan ilmu santet, dan bantuan dukun. Orang –orang banyak bercerita kejadian aneh-aneh di tempat itu.
Selama ini Anna berhati-hati. Ia berusaha baik, ramah, dan bersahabat kepada setiap orang, apalagi kepada penduduk setempat.
Anna bertanya dalam hati, siapa orang yang tega melakukan tindakan keji itu. Ah…siapa? Ia merasa tak punya musuh.
DI KEJAR ULAR
Karena belatung di kamar tidak kunjung berkurang, suatu malam Anna pindah tidur di satu keluarga penduduk setempat yang selama ini cukup dekat dengannya.
Anna menempati satu kamar. Tengah malam sekitar jam dua, Anna dikejutkan teriakan beberapa anak muda yang begadang main musik di rumah tersebut. Mereka melihat seekor ular besar akan masuk ke kamar Anna. Mereka menghalau ular tersebut keluar. Kata pemilik rumah, seumur-umur mereka menempati rumah tersebut, belum pernah ada ular masuk. Anna semakin sadar, sesuatu yang buruk sedang mengintainya. Tapi imannya makin kuat. Kuasa Yesus sangat besar. Siapa yang bisa lawan? Bukankah Tuhan berkuasa atas apapun? “Malam itu saya berdoa. Ya, Bapa terimakasih atas perlindungan-Mu atasku. Tuhan kalau ada orang yang berniat jahat terhadapku, ampunilah dia. Begitupun kalau aku tak sengaja salah terhadap orang lain, maafkan aku. Tuhan, tolong aku. Kuasa-Mu yang ajaib itu mengurapiku.”
Anna beberapakali sempat menengok kontrakannya. Hampir seminggu belatung itu masih merambati kamarnya. Jumlahnya dari hari ke hari berkurang.
PERLINDUNGAN TUHAN
Ketika Anna masuk kerja, anak muda yang selama ini menjadi anak buahnya, seorang yang bekerja di bagian cleaning service menghadapnya. Pemuda berumur 20 tahunan ini pamit keluar dari pekerjaan dengan alasan akan membantu pamannya. Tak biasa, anak ini tak sedikitpun melihat wajah Anna. Kepalanya menunduk. Seperti ketakutan. Anna ingat, beberapa pekan sebelumnya anak ini ditegurnya karena waktu bekerja malah menonton TV, kakinya naik ke atas meja. Padahal Anna merasa ia menegur dengan kata-kata sopan, tanpa kemarahan, apalagi kasar. Pemuda inikah yang telah menjahati dengan kuasa gelap? Entahlah, Anna tak mau terpancing, ia mengampuni. Dan yang terpenting kuasa darah Yesus telah melepaskan jerat si jahat. “Saya bilang padanya menerima pengunduran dirinya tapi seminggu lagi baru bisa keluar.”
Selama seminggu, setiap kali bertemu, pemuda itu berusaha menghindari Anna. Saat berpapasan, wajahnya menunduk. Kalaupun diajak bicara, ia menjawab tanpa melihat wajah Anna.
Setelah pemuda itu keluar dari pekerjaan, beberapa kali Anna bertemu pemuda tersebut. Sikapnya masih sama, tak mau melihatnya saat Anna menyapa. Anna berdoa, supaya suatu saat nanti pemuda tersebut mengenal Yesus. “Peristiwa itu memang sempat membuat saya shock, takut dan bingung. Tapi peristiwa itu juga perjalanan iman. Karena saya melihat dan merasakan kuasa Tuhan yang dahsyat. Kita tak perlu takut, rencana jahat apapun menyerang kita, kita akan menang karena perlindungan Tuhan,” kata bijak jemaat GBI Labuan Anyer, pemilik Anugerah Jaya yang bergerak di bidang event organizer, tours & travel ini.
Sumber: Majalah Bahana, April 2011

No comments :

Post a Comment

Tiggalkan komentar anda termasuk kritik/saran,pertanyaan,pendapat,dsb. Kami akan menghapus coment yang menjurus pada SARA. Terimakasih, GBU.


Photobucket>
Pangkalan Bun akan dipenuhi kemuliaan.Amin