PERSEKUTUAN KELUARGA KERAJAAN ALLAH
Anggota-anggota dalam keluarga saling membutuhkan, saling memelihara, dan saling mencukupi kebutuhan mereka. Mereka bekerja dan bermain bersama, berduka dan bergembira bersama. Mereka bersama-sama membagi makanan, tempat tidur, uang, dan masalah bahkan penyakit. Kadang-kadang mereka saling bertengkar, meskipun dalam lubuk hati masing-masing mereka saling mengasihi. Kebanyakan mereka bersatu dalam kasih, siap membela satu sa-
ma lainnya terhadap seluruh dunia.
Persatuan penting sekali bagi perkembangan rohaniah gereja. Kadang-kadang dalam tubuh seseorang terjadi perpecahan. Sekelompok sel menolak pengawasan sisa tubuh itu; sel-sel itu dengan cepat berbiak dan akhirnya membunuh orang tersebut. Itulah penyakit kanker yang menakutkan. Demikian pula dalam gereja, perpecahan dapat juga membunuhnya.
Anggota-anggota dalam keluarga saling membutuhkan, saling memelihara, dan saling mencukupi kebutuhan mereka. Mereka bekerja dan bermain bersama, berduka dan bergembira bersama. Mereka bersama-sama membagi makanan, tempat tidur, uang, dan masalah bahkan penyakit. Kadang-kadang mereka saling bertengkar, meskipun dalam lubuk hati masing-masing mereka saling mengasihi. Kebanyakan mereka bersatu dalam kasih, siap membela satu sa-
ma lainnya terhadap seluruh dunia.
Persatuan penting sekali bagi perkembangan rohaniah gereja. Kadang-kadang dalam tubuh seseorang terjadi perpecahan. Sekelompok sel menolak pengawasan sisa tubuh itu; sel-sel itu dengan cepat berbiak dan akhirnya membunuh orang tersebut. Itulah penyakit kanker yang menakutkan. Demikian pula dalam gereja, perpecahan dapat juga membunuhnya.
Inilah yang menguatirkan Paulus mengenai jemaat di Korintus. Jemaat Korintus tidak mengakui kemanunggalan tubuh Kristus dan mungkin sekali akan memusnahkannya. Yang mereka perlukan adalah kasih untuk memulihkan perpecahan mereka itu (I Korintus 13).
Rasul Yakobus menguraikan masalah perpecahan yang lain lagi dalam surat kirimannya, yaitu pilih kasih. Dia kurang senang karena orang-orang percaya diberi perlakuan yang berbeda-beda menurut rupa orang (Yakobus 2:9). Yakobus menganggap sikap memihak seperti itu sebagai suatu hal yang jahat dan bodoh. Itu bertentangan dengan hukum kasih.
Jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis
dalam Kitab Suci, "Kasihilah sesamamu manusia seper-
ti dirimu sendiri," kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau
kamu memandang muka, kamu berbuat dosa (Yakobus
2:8,9).
Orang Kristen tidak boleh mengadakan perbedaan yang didasarkan atas kekayaan, pendidikan, atau suku bangsa. Karena saudaramu miskin, atau tidak bisa membaca, atau mempunyai bentuk hidup yang berbeda, apakah karena itu dia bukan saudaramu? Sama juga dalam keluarga Allah.
Sesungguhnya, dalam keluarga Allah semua prinsip dunia ditolak. Paulus mengatakan bahwa orang menyangka dirinya "berhikmat dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat" (I Korintus 3:18). Yesus mengatakan kepada murid-muridNya yang sedang bertengkar,
"Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Matius 20:26). Dia yang mengatakan, "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya" (Matius 10:39).
Seorang ayah akan merasa sedih, jika salah seorang anak-
nya merasa lebih unggul dari yang lainnya. Karena kita me-
masuki keluarga Allah demi anugerah saja, tak pada tempat-
nya jika kita berbangga (Efesus 2:9). Juga terjadi kesedihan
jika seorang anak menginginkan segala sesuatu bagi dirinya
saja dan tidak mau memberi sebagian kepada yang lain atau
bekerja bersama-sama dengan mereka. Allah Bapa juga tidak
menginginkan anak yang mementingkan dirinya sendiri atau
malas. Sombong, egois, malas adalah prinsip-prinsip dunia.
Dalam gereja, prinsip pelayanan yang rendah hati dan pena-
talayanan yang penuh kasih harus dilaksanakan, sehingga
terciptalah persatuan.
Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia, sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri, dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga
(Filipi 2:1-4).
No comments :
Post a Comment
Tiggalkan komentar anda termasuk kritik/saran,pertanyaan,pendapat,dsb. Kami akan menghapus coment yang menjurus pada SARA. Terimakasih, GBU.